BERLAPIS RINDU UNTUK RASULULLAH
-
Mengenal Rasulullah saw lebih dekat
Ketika kita diberi pertanyaan “Siapakah nabi kita?”
maka dengan serentak kita akan menjawab “Muhammad saw”. Kita hanya mengenal
namanya saja. Tapi ternyata nggak semua orang mengenalnya secara lebih dekat.
Mulai dari riwayat hidupnya, sunahnya dan enggan bersalawat untuknya. Ngakunya
cinta sih, tapi nggak kenal Rasulullah? Sama saja tong kosong nyaring bunyinya.
“Tak kenal maka tak sayang” Kalau sudah saling
kenal, maka kita akan mancari tahu tentang seorang yang kita kenal. Seperti
kita yang sudah mengenal Rasulullah tentu kita akan sayang dan mencintainya.
Nabi Muhammad merupakan nabi yang Allah tetapkan
sebagai Al-Muqaffy (nabi terakhir) penutup para nabi. Sejarah singkat hidupnya
sangat berliku. Ia dilahirkan dari pasangan Abdullah bi Abdul Muthalib dan
Aminah binti Wahb. Lahir di muka bumi pada hari senin, tanggal 12 Rabiul awal
di Mekah, Al-Mukaramah pada tahun gajah atau Al-Fiil (571 M). Sejak dalam
kandungan ia sudah menjadi anak yatim karena ayahnya meninggal dunia. Nabi
Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah dan Tsuwaibatul
Aslamiyah. Tapi beberapa hari saja, selanjutnya beliau disusui oleh Halimah
As-Sa’diyah di perkampungan Bani Sa’ad. Dan tinggal bersama keluarga Halimah
selama kurang lebih empat tahun.
Kemudia ibunya meninggal dunia, maka Nabi Muhammad
dirawat oleh kakeknya, Abdul Muthalib dari usia enam sampai delapan tahun.
Setelah kakeknya meninggal beliau dibesarkan oleh pamannya yaitu Abu Thalib.
Sejak kecil, Nabi Muhammad jauh dari tradisi-tradisi jahiliyah dan tak pernah
melakukan penyembahan terhadap Tuhan berhala. Walau begitu, ia tetap dikenal
sosok yang snatun dan jujur, dan diberi gelar Al-Amin (orang yang terpercaya).
Pada usia 13 tahun ia mulai ikut menemani pamannya
Abu Thalib untuk berdagang ke Syam. Saat usianya 25 tahun, dalam akhlaknya dan
sifat-sifatnya yang mulia membuat Khadijah binti Khuwailid tertarik kepadanya
dan mengutarakan niat untuk melamarnya. Alhamdulillah,
Nabi Muhammad menyetuju keinginan Khadijah. Akhirnya, saat usianya 25
tahun, ia melepas status single dengan
menikahi Khadijah binti Khuwailid yang saat itu berusia 40 tahun. Perbedaan
usia tak membuatnya menjadi masalah.
Saat berusia 40 tahun, pertama kali Nabi Muhammad
saw menerima wahyu dan diangkat menjadi Rasulullah dengan menggigil ketakutan
ia meminta diselimuti oleh Khadijah. Khadijah menenangkan hatinya, dan Khadijah
menjadi orang pertama yang mengaku beriman kepada Allah SWT, dan percaya bahwa
Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Nabi Muhammad saw melakukan dakwah diam-diam selama
tiga tahun di Mekah. Tak pernah lepas dari bantuan istrinya dalam berupa harta
di saat yang lain tak memberinya harta. Kepercayaan sang istri membuat Nabi
Muhammad saw semangat berdakwah, saat semua orang tak percaya kepadanya.
Kemudian dilanjutkan dengan berdakwah secara
terang-terangan selama 10 tahun. Tetapi, dakwah Nabi Muhammad saw sering
ditentang oleh kaumnya sendiri, yaitu kaum Quraisy. Dalam berdakwah ia banyak
mengalami kejadian menyedihkan; dilempari pakai kotoran unta, ada yang
meludahinya dan dilempar menggunakan batu sampai berdarah. Nabi Muhammad
berdakwah dalam mencintai Allah yang diiringi oleh keringat, darah, serta air
mata. Karena dakwahnya, lalu ia diusir oleh kaumnya sendiri. Akhirnya, setelah
13 tahunberdakwah di Mekah, berbuah kemenangan dan Mekah dapat ditaklukkan oleh
Nabi kita Muhammad saw.
Setelah melaksanakan haji wada pada 10 H, kesehatan
Nabi Muhammad mulai menurun, kemudian menghembuskan napas terakhirnya dengan
kalimat tauhid dan juga menyebut “Ummati....ummati....ummati.”
Betapa khawatirnya Nabi Muhammad kepada umatnya hingga sampai di
detik-detik napasnya, yang ia ingat bukanlah nama ayah dan ibunya, bukan
istrinya, bukan nama anaknya atau nama para sahabatnya, melainkan menyebut
untuk umatnya.
Masya
Allah, Nabi Muhammad saw sangat mencintai
kita. Itulah sejarah singkat hidup Nabi Muhammad dari lahir hingga menjelang
wafat.
Rasulullah mendapatkan lima gelar yaitu Ahmad (yang paling terpuji karena akhlak
karimahnya, dan paling banyak memuji Allah), Al-Mahi (pengikis atau penghapus) karena Allah mengikis kekufuran
dengan mengutusnya, Al-Hasyir (penghimpun)
sebab nanti di hari kiamat seluruh manusia berkumpul di hadapan Nabi Muhammad,
ada yang mengatakan di bawah perintah beliau. Al-‘Aqib (penutup) sebagai nabi dan rasul penutup.
Rasulullah
saw bersabda, “Saya memiliki lima nama: Saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al-Mahi
yang Allah menghapus kekufuran denganku, saya Al-Hasyir yang manusia kumpulkan
diatas kedua kakiku dan saya Al-Aqib yang tidak ada nabi pun setelahnya.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)
Rasulullah memilik banyak sifat-siaft yang harus
kita contoh, akhlaknya bagaikan Al-Quran. Seperti lirik lagu yang dilantunkan
Gita Gutawa yang berjudul “Lelaki Sempurna”. Lagu ini menuturkan bagaimana
sifat Rasulullah yang memiliki sifat jujur, amanah, dapat dipercaya, fatanah,
cerdas, dan tepati janji. Sikapnya pun mencontohkan pribadi yang tawaduk,
rendah hati, selalu berbuat baik, dermawan, selalu bertawakal kepada Allah,
sabar hati serta istiqomah berada di
jalan lurus. Hingga Allah saja menyuruh kita untuk meneladani apa yang ada
dalam dirinya,
Kalau kita ingin mencintai Allah maka teladanilah
Rasulullah saw. niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosamu. Jika
ingin mencintai Rasulullah maka kenali dan pelajarilah bagaimana riwayat
hidupnya.
-
Mencintai Rasulullah saw
Cinta itu seluas samudra, kalau mencintai seseorang
itu tidak melebihi cinta kita kepada Allah. Karena cinta tertinggi harus kita
prioritaskan untuk Allah saja. Setelah itu kita prioritaskan cinta yang kita
miliki untuk mencintai Rasulullah saw lalu cinta berjihad di jalan Allah.
Apakah mencintai keluarga dan mencintai yang lain itu nggak boleh? Tentu saja
boleh kok ukhti. Tapi harus
diprioritaskan cinta kepada Allah. Untuk mencapai cinta kepada Allah, ada
syarat yang harus kita penuhi yaitu kita harus mencintai Rasulullah?
“Katakanlah (wahai Muhammad): “Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku. Niscaya Allah akan mencintaimu dan
mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” {QS.
Ali-Imran:31}
Sekarang, banyak lho yang mengidolakan para artis,
entah dari negeri sendiri maupun luar negeri. Mulai dari gaya hidupnya, cara
bersikap, mengikuti model atau tren meneladani artis yang mereka kagumi. Ada
juga yang menangis dan histeris saat bertemu idolanya dating. Parahnya lagi, mereka
bisa saja rela berdesak-desakkan sampai berhari-hari hanya menunggu idolanya
untuk konser. Kenapa mereka bisa menangis dan mengikuti tren idola mereka,
sedangkan mereka nggak pernah menangis kalau mengingat bagaimana perjuangan
Rasulullah saw saat berdakwah dan sangat mencintai kita sebagai umatnya? Sampai
detik terakhir napasnya berhembus pun, ucapan yang Rasulullah ucapakan yaitu, “Ummati...ummati....” Masya Allah, betapa
Rasulullah saw sangat mencintai kita. Tapi kenapa kita nggak bisa membalas cintanya?
Apakah kita nggak merasa malu kalau kita lebih
mencintai orang lain yang sama sekali nggak mampu member syafaat kita di
akhirat nanti? Belum tentu juga artis yang kita idolakan akan tahu bagaimana
besarnya cinta kita. Apakah kita juga yakin bahwa artis yang kita idolakan bisa
membalas cinta kita? Semua itu belum tentu dan nggak pasti!
Ukhti, rasa cinta kita kepada Rasulullah pasti akan berbeda. Kalau
kita mencintainya maka ia akan membalas cinta kita dan member syafaatnya di
akhirat nanti. Dan kalau kita mencintai Rasulullah maka Allah juga akan
mencintai kita. Kalau Allah sudah mencintai kita maka tidak ada yang bisa
menandingi-Nya.
Nabi Muhammad saw adalah seorang rasul yang
menyampaikan amanat Allah dan menyeru kepada manusia untuk mencintai-Nya. Ia
berdakwah bukanlah karena ingin mendapatkan banyak cinta dari seluruh manusia.
Tapi berdakwah menyampaikan apa yang telah Allah wahyukan, agar kita semua
mencintai-Nya. Semua dakwahnya hanya kepada Allah dan agar kita semakin
mendekat kepada-Nya. Beliau hanya bertugas sebagai pembawa kabar gembira dan
pemberi peringatan. Perjuangan hidup Rasulullah adalah pembuktian cintanya
kepada Allah. Akhlaknya adalah Al-Qur’an, dimana dalam dirinya wajib kita
jadikan contoh yang baik dan kita cintai. Mungkin dalam benak kita terlintas
kenapa Rasulullah wajib kita jadikan panutan?
“Sesungguhnya
telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu orang
yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut
nama Allah.” {QS. Al-Ahzab: 21}
Allah mengarahkan kita semua untuk meneladani
Rasulullah. Untuk dapat mencapainya, kita harus mengikuti jejak langkah dan
perilakunya. Karena semua yang dilakukan Rasulullah hanya meraih cinta-Nya. Ia
mencontohkan bagaimana caranya menjadi seorang hamba Allah yang semestinya.
Jika ingin memperoleh rahmat-Nya maka kita harus meneladani akhlak nabi kita
yaitu Nabi Muhammad saw. meneladaninya berarti akan menambah rasa kebahagiaan
dalam diri kita.
Ukhti, yuk kita bayangkan bagaimana Rasulullah dengan penuh
perjuangannya berusaha menyampaikan dan mengajarkan wahyu dari Allah kepada
umatnya. Banyaknya cacian, hinaan, dilempari batu sampai berdarah, dilempari
kotoran hewan dan ludahan para orang kafri. Tak menggetarkannya untuk berjuang
menegakkan agama. Semua yang Rasulullah lakukan supaya kita semua mencintai
Allah dan mendekat kepada-Nya, Masya
Allah. Bisakah kita mengikuti para sahabat Rasulullah yang sangat
mencintainya?
Alkisah, bahwa ada seorang sahabat yang sangat
mencintai Rasulullah, Rabi’ah bin Ka’ab Al-Aslami bercerita, “Ketika bermalam
bersama Rasulullah saw, aku membawakan air wudhu beliau serta menyiapkan apa
saja yang beliau butuhkan. Beliau berkata kepadaku, ‘Mintalah sesuatu kepadaku!’ Aku berkata, ‘Aku mohon, jadikanlah
aku sebagai temanmu di Surga.’ Rasulullah bertanya lagi, ‘Tidak ada yang lain yang engkau pinta?’ Aku menjawab, ‘Itulah
permintaanku’ Maka beliau bersabda, ‘Perbanyaklah
sujud.’’” (HR. Bukhari)
Ternyata apa yang diminta sahabat hanya ingin
bersama Rasulullah di surge. Itulah kisah cinta seorng sahabat hingga ia hanya
meminta keinginan dapat bersama Rasulullah saw di surge nanti. Dan Masya Allah, Rasulullah meminta
memperbanyak sujud tak lain supaya semakin dekat dengan Allah. Maksud kalimat
memperbanyak sujud adalah memperbanyak shalat, maka akan sering berkomunikasi
kepada-Nya. Komunikasi yang sering mungkin akan membuat kita semakin mudah
mendekat kepada Allah.
Rasulullah melakukan itu semua hanya untuk
memberikan keteladanan dan pengajaran kepada umatnya. Bagaimana cara menjadi
manusia yang berharga di mata Allah dan di mata seluruh manusia. Semua yang ia
lakukan atas dasar cinta, cintanya kepada kita sangat tulus dan nggak bisa kita
ukur dengan sesuatu. Cinta Rasulullah hanya harapan untuk kita semua supaya
selamat dan memiliki iman kepada Allah.
“Sesungguhnya
telah dating kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, amat belas
kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah: 128)
Cinta Rasulullah saw kepada kita melebihi cinta
seorang ibu kepada anaknya. Cintanya ternilai bagaimana ia sering menangisi
kita sebagai umatnya. Seperti kisah yang tertera dalam hadis ini, yaitu beliau
mengangkat tangan seraya berdoa, “Ya
Allah, umatku, umatku.” Dan beliau menangis. Maka Allah berfirman, ‘Hai Jibril, pergilah kepada Muhammad dan
Tuhamnu lebih mengetahui, serta tanyakan apa yang membuatnya menangis?’ Jibril
dating, lalu bertanya kepada beliau. Rasulullah memberitahukan tentang apa yang
beliau katakana dan Dia lebih mengetahui. Maka Allah berfirman, ‘Hai Jibril, pergilah kepada Muhammad lalu
katakana “Sesungguhnya Kami akan meridaimu tentang urusan umatmu dan Kami tidak
akan menyusahkanmu.’” (HR. Imam Muslim)
“Ya
Tuhanku, umatku, umatku.” Demi umat, disimpannya doa buat nasib mereka nanti di
hari yang kedahsyatannya tak terperi. ‘Setiap Nabi memiliki doa mustajabah yang
dia panjatkan kepada Allah kemudia doa itu dikabulkan serta diberikan
kepadanya. Sesungguhnya aku menyimpan doaku sebagai syafaat bagi umatku pada
hari kiamat.” (HR. Muslim)
Masya
Allah, betapa peduli dan cintanya
Rasulullah kepada kita. Sudah sangat pantas kita curahkan cinta kita kepadanya.
Mencintai Rasulullah adalah hal terindah. Mencintainya adalah pelengkap iman
kita. Iman tanpa cinta bagai jiwa tanpa raga. Tidak mencintai Rasulullah saw
maka tak sempurnalah iman kita.
“Tidak
sempurna iman salah seorang diantara kalian hingga aku menjadi yang paling
dicintainya daripada orangtuanya, anaknya dan seluruh manusia.” (HR. Bukhari)
So, apakah sudah tertanam rasa cinta kita kepada Rasulullah saw di
dalam diri kita? Tanyakan pada hati. Apakah kiat sanggup menggantikan posisi
artis yang kita idolakan lalu kita tinggalkan dan mantap berucap “Rasulullah
saw only my idol!!”
Bagaimana caranya agar cinta kita benar-benar
ditunjukkan dengan perbuatan bukan ucapan? Bagaimana cara kita mewujudkannya?
Agar kita benar-benar mencintai Rasulullah saw hingga di hari kiamat dan kita bisa
mendapatkan syafaatnya. Kalau Rasulullah saja sudah tiada, lalu bagaimana kita
bisa mencintainya? La Tahzan, ukhti. Karena
harapan cinta kita kepadanya bisa kita jalankan dengan mengikuti sunahnya.
-
Mengamalkan sunah Rasulullah saw
Sunah Rasulullah saw merupakan sunah yang nggak
boleh kita pandang sebelah mata sebagai perbuatan baik yang berpahala jika
dikerjakan, dan tidak mendapat dosa jika tidak mengerjakannya. Ukhti, mengerjakan sunahnya adalah tanda
cinta kita kepada Rasulullah saw.
“Barangsiapa
menghidupkan sunahku berarti dia cinta kepadaku. Dan barangsiapa cinta kepadaku
maka dia pasti bersamaku di surga.” (HR.
Tirmidzi)
Yuk, kita jadikan sunah itu sebagai jembatan cinta
kita kepada Allah. Karena pada dasarnya melewati sunah itulah cinta kita kepada
Rasulullah saw akan bermuara menggapai rida Allah. Iman kita takkan sempurna
tanpa mencintainya. Karena mencintai Rasulullah kita akan meraih cinta dari
Sang Maha Cinta. Mencintai dan meneladani Rasulullah bukan hanya sekedar
mengejar cinta Allah. Tapi kita juga mencurahkan rasa cinta kita kepada sesama
makhluk.
Dengan mengikuti sunahnya, kita akan terlepas dari
segala bidah. Dan dengan berpegangan pada Al-Quran dan sunah Rasulullah, kita
takkan tersesat dan membawa kita ke telaga surge nanti. Aamiinn..
“Aku
wasiatkan padamu agar engkau bertaqwa kepada Allah, patuh dan taat, sekalipun
yang memerintahmu seorang budak Habsyi. Sebab barangsiapa hidup lama di antara
kamu tentu akan menyaksikan perselisihan yang banyak. Karena itu, berpegang
teguhlah ia sekuat-kuatnya. Dan hati-hatilah terhadap setiap perkara yang
diada-adakan karena semua perkara yang diada-adakan itu adalah bidah sedang
setiap bidah adalah sesat dan setiap yang sesat tempatnya di dalam neraka.” (HR. Nasa’I dan At-Tirmidzi)
“Aku
tinggalkan padamu dua perkara yang kalian tidak akan tersesat apabila berpegang
teguh kepada keduanya yaitu Kitabullah dan Sunahku. Tidak akan bercerai-berai
sehingga kedua-duanya mengantarku ke telaga surga.” (HR. Nasa’i dan At-Tirmidzi)
Lalu, bagaimana bentuk kesetiaan kita kepada sunah
Rasulullah? Tentunya dengan mengerjakan segala sunahnya. Yuk, kita kenal lebih
dalam macam-macam sunah Rasulullah yang harus kita contoh.
-
Membaca Salawat
Mencintai Rasulullah nggak hanya dalam ucapan saja
loh. Tapi harus pakai tindakan. Kalau ingin ungkapin rasa cinta kita via lisan
maka nyatakanlah melalui salawat. Kita kadang sering berpikir kenapa wujud
cinta via lisan kepada Rasulullah harus dengan mengucapkan salawat. Apakah
Rasulullah memerlukan doa kita hingga kita disuruh bersalawat kepadanya?
Ketahuilah ukhti, kita diperintah
bersalawat karena Allah beserta malaikat juga bersalawat untuk Rasulullah.
“Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk nabi. Hai orang-orang yang
beriman, bersalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56)
Salawat bukan ditujukan kalau Rasulullah perlu doa
kita. Melainkan sebagai penghormatan kepadanya. Bukan hanya kita saja yang
mengucapkan salawat kepada Rasulullah. Tapi Allah dan malaikat pun bersalawat
kepadanya. Masya Allah, kalau Allah
dan malaikat saja bersalawat untuknya. Apakah lisan kita ini tetap masih enggan
juga untuk bersalawat kepadanya?
Saat ini banyak orang lebih suka menghapal lirik
lagu, daripada salawat. Padahal kalau dikaji lebih dalam lagu itu nggak
memiliki manfaat yang berarti dalam hidup kita. Orang-orang mampu mendendangkan
lagu, tapi enggan mendendangkan salawat. Padahal salawat itu salah satu syarat
kita meraih syafaat Rasulullah di akhirat kelak. “Barangsiapa yang bersalawat kepadaku di pagi hari sepuluh kali dan di
petang hari sepuluh kali, mendapatlah ia syafaatku di hari kiamat.” (HR.
At-Thabrani)
“Manusia
yang paling utama terhadap diriku pada hari kiamat ialah manusia yang paling
banyak bersalawat untukku.” (HR.
Tirmidzi)
Katahuilah bahwa orang yang paling bakhil ialah
orang yang mendengar nama Nabi Muhammad saw disebut, kita enggan bersalawat
kepadanya.
Rasulullah saw bersabda, “Empat perbuatan yang tidak terpuji yaitu: 1) bila seseorang kencing
sambil berdiri, 2) mengusap dahi sebelum selesai salat, kencing sambil berdiri,
2) mengusap dahi sebelum selesai salat, 3) seseorang yang mendengar adzan
tetapi ia tidak menirukan apa yang diucapkan muadzin, 4) seseorang yang apabila
mendengar namaku disebut tetapi ia tidak membaca salawat atasku.” (Kitab
Tanbihul Ghafilin)
Selain itu salawat adalah salah satu syarat agar
doa dikabulkan. Doa tidak akan sampai ke langit kalau kita tidak membuka dan
mengakhiri doa kita dengan salawat. Dan kalau kita bersalawat sekali maka
salawat kita akan dibalas oleh Allah dengan sepuluh kali. “Barangsiapa bersalawat untukku sekali, niscaya Allah bersalawat
untuknya sepuluh kali.” (HR. Imam Muslim)
-
Membaca dan menadabur Al-Quran
Saat ini banyak remaja yang tahan menonton televise
daripada Al-Quran. Sunah Rasulullah semakin berat untuk dihidupkan. Mata bisa
tahan berjam-jam untuk menonton. Tapi giliran waktunya membaca Al-Quran satu
ayat saja, mata mulai mengantuk. Al-Quran hanya dijadikan pajangan, dan hanya
dibuka satu tahun sekali, yaitu saat puasa saja. Ada juga Al-Quran yang masih
tertata rapih, bersih dan nggak pernah tersentuh. Waduuh!!
Membaca Al-Quran adalah sunah rasul. Akhlak
Rasulullah adalah Al-Quran. Kalau ingin berakhlak seperti Rasulullah,
pelajarilah Al-Quran. Yang menyimpan banyak aturan dalam hidup kita.
“Bacalah
apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Quran dan dirikanlah salat.” (QS. Al-Ankabut: 45)
Membacanya saja kita sudah memperoleh banyak
pahala, karena satu huruf yang kit abaca akan diberi pahala sepuluh. Kalau saja
kita membacanya habis berlembar-lembar, tentu saja pahala kita juga banyak. Membaca
Al-Quran bisa memberikan ketenangan jiwa. Menadabur dengan merenungi,
manghayati kandungan ayat-ayat Al-Quran dapat mengubah hati kita yang keras.
Al-Quran juga dapat menjadikan penerang cahaya rumah kita loh. Rumah yang nggak
pernah dibacakan ayat-ayat suci Al-Quran seperti sebuah kuburan yang gelap
tanpa cahaya. Kalau rumah kita ingin terang, terangilah dengan lantunan ayat
suci Al-Quran. Rumahmu adalah surgamu, cahaya surge rumahmu adalah cahaya
lantunan tilawah Al-Quran. Jadikanlah rumah kita menjadi cahaya di atas cahaya
Al-Quran.
-
Menghidupkan salat sunah
Salah satu cara perwujudan cinta kita kepada
Rasulullah adalah tidak meninggalkan kebiasaannya melaksanakan salat sunah.
Salat adalah penambah amalan salat wajib, kalau salat wajib kita ada kekurangannya,
kita hidupkan dengan salat; mendirikan salat tahajud, salat dhuha, dan salat
witir sebelum tidur.
Dari Abu Hurairah r.a berkata, “Rasulullah
mengajarkan kepada saya tiga hal yang tidak akan saya tinggalkan sampai
meninggal dunia yaitu tidak tidur melainkan sesudah mengerjakan salat witir,
berpuasa tiga hari setiap bulan dan tidak meninggalkan salat dhuha.” (Dalam
Kitab Tanbihul Ghafilin)
Mengerjakan salat sunah yang tak pernah ia
tinggalkan, berarti kita sudah menghidupkan sunahnya, dengan tujuan supaya
lebih dekat lagi kepada Allah.
-
Berpuasa sunah
Ibadah puasa sunah atau wajib adalah amalan yang
sangat istimewa. Mengapa sangat istimewa? Karena puasa yang kita kerjakan itu
semata-mata hanya untuk Allah. Puasa mengandung hikamh dan keutamaan yang sangat
banyak. Seorang muslimah yang melaksanakan puasa sunah sebagai kegemarannya
akan lebih mendekatkan diri kepada Allah dan berkhasiat menjaga kesehatan tubuh
kita supaya selalu sehat. Tubuh Rasulullah saw selalu sehat karena berpuasa.
Macam-macam puasa sunah ala Rasulullah saw, yaitu
puasa senin-kamis. Rasulullah pernah ditanya tentang hari senin. Beliau
menjawab “Pada hari itulah aku
dilahirkan, lalu diangkat menjadi Rasul dan diturunkan Al-Quran kepadaku.” (HR.
Imam Muslim)
Puasa yang disyariatkan Rasulullah ialah puasa pertengahan
bulan (Ayyaumil bid) yang jatuhnya setiap tanggal 13, 14, 15. Puasa syawal,
puasa Asyura, puasa Arafah, dan lain-lain.